Maybrat, (21 September 2025) — Suasana penuh khidmat dan semangat kebersamaan mewarnai kegiatan sosialisasi keamanan dan dukungan terhadap program-program prioritas pemerintah yang berlangsung di Gereja Katolik Santa Maria Bunda Allah, Kampung Faan Kahrio, Distrik Aifat Timur Tengah, Kabupaten Maybrat. Kegiatan yang digelar Minggu (21/9) ini menghadirkan kurang lebih 50 peserta dari berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Kegiatan diawali dengan ibadah bersama yang mempererat ikatan rohani sekaligus menjadi panggung seruan moral dan sosial dari para pemimpin masyarakat. Dalam sambutannya, Manfred — salah satu tokoh masyarakat yang aktif dalam pemulihan wilayah — menekankan pentingnya menjaga stabilitas keamanan yang telah mulai pulih sejak gelombang eksodus berangsur reda pada Oktober 2023.
“Banyak masyarakat sudah kembali ke Faan Kahrio. Ini bukti nyata bahwa situasi aman bisa kita ciptakan bersama. Tapi ingat, satu gangguan saja bisa membuat kita kembali dicap tidak aman. Jangan beri celah itu. Kita harus jaga ini bersama,” tegas Manfred di hadapan para hadirin.
Ia juga mengajak seluruh warga untuk tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung program-program prioritas nasional yang telah dicanangkan pemerintah pusat, seperti Makan Bergizi Gratis dan Koperasi Merah Putih.
Pada kesempatan yang sama, Manfred menyerahkan secara simbolis bantuan dari pemerintah pusat berupa Kitab Madah Bakti, sebuah gitar pengiring ibadah, serta dana kas gereja sebagai bentuk perhatian nyata terhadap kehidupan rohani masyarakat Maybrat.
Turut memberikan pernyataan penting, Drs. Agustinus Saa, M.Si, tokoh adat berpengaruh dari Aifat Raya. Ia menekankan bahwa keamanan bukanlah tanggung jawab aparat semata, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat.
“TNI menjaga perbatasan negara, Polri menjaga seluruh wilayah, tetapi masyarakat adalah garda terdepan menjaga diri sendiri, keluarga, kampung, dan kabupaten ini. Kalau aman, pembangunan pasti datang,” kata Agustinus penuh semangat.
Lebih jauh, ia mengajak masyarakat untuk membangun harga diri Aifat Timur dan tidak mau terus-menerus tertinggal dibandingkan wilayah lain.
“Kalau kita terus ribut, kita hanya menyulitkan diri sendiri. Mari kita angkat kepala, angkat harga diri. Kita bisa bangun Maybrat yang damai dan maju,” imbuhnya.
Kegiatan ini ditutup dengan pernyataan komitmen bersama dari seluruh tokoh adat, agama, dan masyarakat yang hadir — sebuah ikrar untuk terus menjaga perdamaian dan mendukung pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Maybrat.
Kegiatan ini menjadi momentum penting yang menunjukkan bahwa pembangunan hanya mungkin berjalan jika semua pihak bersatu menjaga keamanan. Di tengah dinamika Papua Barat Daya, Maybrat kini menjadi contoh wilayah yang mulai bangkit lewat kolaborasi tokoh adat, agama, dan masyarakat — menuju masa depan yang lebih damai, bermartabat, dan sejahtera.
(TK)