Surabaya – Warga Gunung Sari 4, Rw. 01, Kelurahan Gunung Sari, Surabaya, mengeluhkan pembongkaran bangunan gedung hotel Singgasana yang dilakukan oleh PT. Patra Jasa di tengah pemukiman.
Pasalnya, pembongkaran bangunan menggunakan alat berat tersebut mengganggu kenyamanan warga. Apalagi, sebelum pembongkaran tidak pernah ada sosialisasi ke rumah warga yang bersebelahan.
Salah satu warga yang terdampak pembongkaran bangunan, Bambang mengaku terganggu dengan getaran dan suara bising kendaraan berat atau back hoe untuk membongkar.
“Tidak ada pemberitahuan kalau pembongkaran pakai alat berat. Getaran dan suara berisik alat berat sangat mengganggu,” kata Bambang, Jumat (5/1/2024).
Ketua RT. 1 mengatakan bahwa rumah miliknya bersebelahan dengan gedung yang sedang dibongkar tersebut. Pelaksana maupun pekerja pembongkaran bangunan tidak pernah berkomunikasi dengan warga terdampak.
“Tidak ada komunikasi pekerjanya. Padahal rumah saya bersebelahan dengan lokasi pembongkaran, dikawatirkan ini ada tembok pembatas dan sudah mulai miring takutnya terkena getaran keras dan roboh menimpa warga,” terangnya.
“Warga tidak menuntut banyak atas pekerjaan ini paling tidak permisi, nyuwun sewu, karena proses pekerjaan ada di dekat pemukiman warga,” ungkapnya.
Ia berharap, aktivitas dilakukan tidak mengganggu kenyamanan warga. Setidaknya ada komunikasi dengan warga yang terdampak.
“Kalau mau membongkar silahkan saja. Tapi jangan mengganggu kenyamanan,” tandasnya.
Atas kejadian tersebut, awak media berusaha melakukan konfirmasi ke Lurah Gunung Sari, Siti Salmah,A.MD, pada Rabu, 3 Januari 2024, dirinya mengatakan, pihak kelurahan sudah menerima laporan dari RT dan warga mengenai kebisingan atas pembongkaran gedung tersebut dan sudah melakukan kordinasi ataupun pemberitahuan ke pihak Patra Jasa untuk segera berkomunikasi dengan warga sekitar,” jelasnya.
“Kita sudah melakukan konfirmasi ulang ke pihak Patra Jasa, namun Ibu Susi selaku pelaksana atau yang biasa mengurusi kegiatan tersebut meninggal dunia, untuk penggantinya akan segera turun ke warga satu sampai dua hari sekitar tanggal 5 Januari 2024,” kata Salmah.
Sampai berita ini dimuat belum ada pihak perusahaan yang bisa dimintai keterangan. Di lokasi masih ada mesin alat berat yang tetap beroperasi, kebisingan masih terus terdengar di telinga dan pihak Patra Jasa belum ada yang turun berkomunikasi dengan warga. (Nit/tim)