Tabalong, 5 Mei 2025 – Danramil 1008-05/Kelua, Peltu Fajar Sehani, menghadiri kegiatan Panen Perdana Program Pengembangan Padi Apung yang berlangsung pada Senin, 5 Mei 2025, di Desa Ampukung RT.07, Kecamatan Kelua, Kabupaten Tabalong. Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam usaha mengembangkan metode pertanian inovatif untuk mendukung ketahanan pangan di Kalimantan Selatan.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pejabat penting, di antaranya Bupati Tabalong, Ir. H. Muhammad Noor Rifani S.H., S.T., M.T., serta perwakilan dari sejumlah instansi terkait seperti Kapolres Tabalong (Kasat Binmas), Kepala OJK Kalimantan Selatan, Kepala DJPB Kalsel, Kepala Dinas Pertanian Kalsel, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Camat Kelua, Kapolsek Kelua, Kepala BPP, PPL, POPT Kecamatan Kelua, Kepala Desa Ampukung, Kepala Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Provinsi Kalsel, serta Kelompok Tani Al Fallah.
Pada kesempatan tersebut, Peltu Fajar Sehani menyampaikan dukungannya terhadap keberhasilan program ini. “Kami sangat mendukung program pertanian inovatif seperti ini. Pengembangan padi apung merupakan solusi adaptif dalam menghadapi tantangan lahan pertanian yang tergenang air atau rentan banjir. Harapannya, hasil dari program ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di wilayah Tabalong, khususnya Kecamatan Kelua,” ujarnya.
Program pengembangan padi apung ini merupakan salah satu upaya modernisasi dalam sektor pertanian yang tidak hanya mengutamakan hasil panen yang optimal, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan metode ini, diharapkan para petani dapat memperoleh hasil yang lebih baik meskipun di lahan yang terdampak banjir atau air yang tergenang.
Selain itu, Bupati Tabalong, Ir. H. Muhammad Noor Rifani S.H., S.T., M.T., mengapresiasi kerja sama antara pemerintah daerah, TNI, dan masyarakat dalam mewujudkan program ini. “Program pengembangan padi apung di Desa Ampukung ini adalah contoh nyata kolaborasi yang baik antara berbagai pihak. Ke depan, kita harapkan program seperti ini bisa diperluas untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional,” katanya.
Dengan keberhasilan panen perdana ini, diharapkan metode padi apung dapat dikembangkan di wilayah-wilayah lain di Kalimantan Selatan dan menjadi model pertanian yang mampu bertahan dalam berbagai kondisi cuaca ekstrem, seperti banjir yang sering terjadi di kawasan tersebut.
Panen perdana ini juga menjadi momentum penting dalam memperkenalkan konsep diversifikasi metode pertanian yang berbasis pada inovasi teknologi yang sesuai dengan kondisi alam dan tantangan lokal. Seiring dengan perkembangan ini, petani diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian serta menjaga keberlanjutan produksi pangan untuk masyarakat.
(Pendim1008/Tbg)